Restorasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Restorasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Restorasi atau pemulihan daerah aliran sungai (DAS) merupakan pengembalian ekosistem sedekat mungkin ke keadaannya sebelum kejadian atau periode kerusakan tertentu. Jika DAS tiba-tiba memburuk karena tumpahan limbah, restorasi mungkin hanya terdiri dari beberapa prosedur. Namun, ketika kerusakan DAS terjadi secara bertahap, restorasi dapat memerlukan operasi yang panjang, rumit, dan mahal.

Restorasi Daerah Aliran Sungai

Proses restoratif termasuk remediasi kualitas air, memperbaiki sumber kerusakan air, dan repopulating DAS dengan hewan, ikan, atau burung spesies. Dalam beberapa kasus, cukup untuk membuat habitat yang dipulihkan menarik bagi spesies asli dan memungkinkan repopulasi alami.

Restorasi DAS penting, tidak hanya untuk kepentingan spesies yang hidup di daerah tersebut, tetapi juga bagi mereka yang akan menggunakan air yang muncul dari DAS. DAS yang terkontaminasi mempengaruhi semua DAS hilir dari lokasi kontaminasi. Masyarakat yang bermil-mil jauhnya dari daerah aliran sungai yang terkontaminasi dapat terkena dampak yang merugikan.

Restorasi dapat dibagi menjadi dua kategori besar, pembangunan kembali dan rehabilitasi. Pemantapan kembali adalah perubahan berbagai karakteristik DAS untuk mengembalikan fungsi situs sebelumnya.

Pembangunan kembali dapat melibatkan konstruksi untuk membangun kembali bagian fisik DAS. Seringkali, pembangunan kembali mengakibatkan perluasan total luas DAS, karena areal yang tidak digunakan digunakan kembali untuk mengembalikan dimensi DAS sebelumnya.

Rehabilitasi berupaya memperbaiki DAS, tidak serta merta mengembalikan fungsi aslinya. Memperbaiki kerusakan akibat tumpahan limbah, misalnya, dianggap sebagai rehabilitasi daerah aliran sungai. Bagian DAS yang direhabilitasi belum tentu berfungsi pada tingkat terbaik (optimal) sebelumnya. Meskipun demikian, kerusakan jangka pendek diperbaiki.

Pemulihan ekosistem DAS semakin meningkat, seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya DAS bagi kesehatan hewan dan tumbuhan yang merupakan bagian dari ekosistem dan masyarakat yang bergantung pada DAS untuk air minumnya . Misalnya, pemerintah AS telah berkomitmen untuk meningkatkan atau memulihkan 100.000 hektar lahan basah setiap tahun dan 25.000 mil garis pantai sungai.

Risiko Pemulihkan DAS

Para ilmuwan semakin sadar akan bahaya tidak menggunakan spesies tumbuhan dan hewan asli selama upaya restorasi. Di banyak tempat di seluruh dunia , pengenalan spesies non-pribumi (non-pribumi) telah menyebabkan masalah. Spesies asing, yang mungkin tidak memiliki kompetisi atau musuh alami , dapat tumbuh secara eksplosif dan mengalahkan spesies asli.

Tanaman kudzu yang tumbuh cepat, misalnya, ditanam di Amerika Serikat bagian tenggara selama tahun 1930-an sebagai sarana untuk mencegah erosi tanah (mengikis). Asli ke Cina dan Jepang, dan tanpa kontrol alami, kudzu terbukti lebih keras dari yang diharapkan dan pada tahun 2002, kudzu menempati sekitar dua juta hektar hutan dan daerah aliran sungai di Amerika Serikat.

Kudzu dapat tumbuh hingga satu kaki per hari, dan menutupi pepohonan dan vegetasi lainnya dengan rapat, yang pada akhirnya menyebabkan kematian mereka karena kekurangan sinar matahari. Upaya pemberantasan Kudzu tetap menjadi perhatian yang berkelanjutan di negara bagian selatan.

Dampak kebakaran dan pembalakan terhadap daerah aliran sungai

Keberadaan hutan di daerah aliran sungai meningkatkan kemampuan daerah aliran sungai untuk memperoleh dan menyimpan air. Sebaliknya, hilangnya pohon, baik secara alami karena kebakaran, atau sengaja seperti penebangan pohon untuk kayu atau izin pembangunan jalan, dapat berdampak buruk pada daerah aliran sungai.

Kehadiran pepohonan dan vegetasi lainnya berkontribusi terhadap daya dukung air DAS. Akar pohon dan tanaman lain menstabilkan tanah. Akar juga membantu mempertahankan kelembapan. Selain itu, vegetasi DAS menaungi dan mendinginkan tanah, meminimalkan hilangnya kelembaban.

Kelembaban dalam bentuk curah hujan dikumpulkan di daun pohon dan menetes perlahan ke tanah. Penambahan air yang lambat ke tanah memungkinkan tanah untuk menahan lebih banyak air karena tanah tidak menjadi jenuh (menampung jumlah air maksimum), seperti yang akan terjadi jika dibanjiri air.

Zona tepi sungai

Contoh pentingnya hutan bagi daerah aliran sungai adalah zona riparian. Zona riparian adalah jalur vegetasi sempit yang ditemukan membatasi tepi badan air alami seperti sungai atau sungai. Zona riparian meningkatkan stabilitas dan kualitas DAS karena akar tanaman meminimalkan erosi garis pantai.

Badan air yang bersih dari lumpur lebih mampu menopang ikan dan kehidupan lainnya. Vegetasi riparian juga merupakan sumber kayu dan puing-puing yang lebih besar yang membantu menciptakan genangan di badan air. Kolam seperti itu meningkatkan kemampuan air untuk mendukung kehidupan.

Hilangnya vegetasi riparian dapat merugikan badan air. Erosi garis pantai meningkat karena tidak ada jaringan akar pendukung untuk menstabilkan tebing. Sebagian besar garis pantai dapat menyebabkan tanah longsor.

Limpasan material ke dalam air juga meningkat. Air yang lebih keruh akan mengandung lebih sedikit oksigen; oleh karena itu, sinar matahari tidak dapat menembus jauh ke dalam air. Hasilnya adalah habitat yang kurang cocok untuk kehidupan. Hujan deras juga dapat menyebabkan banjir karena air banjir tidak tertahan oleh tumbuh-tumbuhan.

 

Restorasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Recommended For You

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *